Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الٓمٓ (١) ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ (٢) ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣) وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَىٰ هُدً۬ى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ (٥)
Artinya: “Alif Laam Miim (1); Kitab ini tidak ada yang diragukan, petunjuk bagi mereka yang bertakwa (2); Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, menegakkan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan (3); Mereka juga beriman kepada kitab yang Kami turunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelum kamu, mereka juga yakin akan datangnya hari Akhirat (4); Mereka itulah yang berada pada petunjuk Allah dan merekalah orang-orang yang berbahagia”. (5) (Q.S. Al-Baqarah [2]: 1-5)
Ayat pertama diawali dengan kalimat “Alif lam mim” (الٓمٓ), adalah huruf abjad yang terletak pada permulaan surat, karena itulah huruf-huruf tersebut dinamakan juga fawatihus-suwar (pembuka surat-surat).
Dalam Al-Quran terdapat beberapa jenis fawatihus-suwar yang berbeda-beda. Di antaranya terdiri dari satu huruf, seperti terdapat pada permulaan surat-surat : Sad, Qaf, Nun (Al-Qalam). Ada juga yang terdiri dari dua huruf, seperti : Ha Mim, Ya Sin, Ta Ha. Ada pula yang tiga huruf yaitu ‘Ain Sin, Qaf. Alif Lam Ra,Ta Sin Mim, termasuk Alim Laf Mim. Ada yang empat huruf: Alif Lam Mim Sad, Alif Lam Mim Ra. Dan lima huruf: Kaf Ha Ya A’in Sad.
Huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Quran seperti itu, di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah, karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.
Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar, supaya memperhatikan Al-Quran itu, atau untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.
Ibnu Abbas berpendapat bahwa ketiga huruf itu adalah isyarat kepada tiga nama: Alif untuk nama Allah; Lam untuk Jibril dan Mim untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Syaikh As Sa’diy berpendapat bahwa yang lebih selamat adalah tidak mencari-cari maksudnya, yang pasti Allah tidaklah menurunkan begitu saja tanpa ada hikmah di balik itu, hanya saja kita tidak mengetahui.
As-Sa’di, pakar tafsir kontemporer menyimpulan, “ Tidak perlu dibahas lebih lanjut karena tidak adanya berita valid dengan menyakinkan bahwa Allah tidak mungkin bergurau dan pasti ada hikmah di balik itu.”
Imam Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa huruf-huruf tersebut mempunyai makna tanbih (peringatan), untuk membangkitkan perhatian orang, sehingga mudah dipahami apa yang akan disampaikan kepadanya.
Al-Kitab (ٱلۡڪِتَـٰبُ), adalah bentuk masdar, dengan arti al-Maktub (yang tertulis). Ini merupakan isim isyarah (kata petunjuk). Dzalika (itu), yang biasanya dipergunakan untuk benda, waktu atau hal yang jauh, padahal Kitab yang ditunjuk adalah dekat, mengandung makna pengagungan dan pemuliaan terhadap al-Kitab tersebut adalah suci yang diterima dari Allah.
Dimaksudkan dengan al-Kitab pada ayat tersebut, ialah al-Kitab yang dikenal oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu Al-Quran. Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Pada ayat tersebut ditegaskan bahwa tidak diragukan baik tentang diturunkannya dari Allah maupun tentang hidayahnya bagi seluruh manusia, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:
تَنزِيلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَا رَيۡبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
Artinya: “Turunnya Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam”. (Q.S. As-Sajdah [32]: 2). Continue reading →