Jika Hidup Sulit, Cobalah Baca Ayat Alquran dan Hadits ini

Kesulitan berupa lelah, gelisah, penyakit, bisa menghapus sebagian dosa.

Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa`id dan Abu Hurairah mengatakan “Tidaklah keletihan, penyakit, kegelisahan, kesedihan, sakit hati, dan kesusahan yang menimpa seorang muslim, sekalipun tusukan duri yang diterimanya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dosanya dengan itu” (HR Bukhari dan Muslim).

Dunia ini tidak lebih dari sebuah ujian di mana semua manusia pasti akan menghadapi beberapakesulitan dan tantangan yang mengungkapkan kesabaran dan keteguhan mereka.

Bentuk ujian ini banyak dan beragam, ada orang yang menderita kemiskinan, ada yang menderita penyakit fisik, ada yang hidup dalam keadaan tidak aman, ada yang kehilangan orang yang mereka sayangi dan cintai, dan ada pula yang menderita gangguan kejiwaan.

Continue reading

Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 39-40: Membaca Pesan Perdamaian di Balik Ayat-Ayat Perang

Sebagai Kitab Suci yang diyakini kebenarannya oleh umat Islam, Al-Quran mengandung berbagai macam kata kunci tentang prinsip perdamaian dalam berkehidupan sekaligus mengandung prinsip mengantisipasi konflik dan kekerasan ‘yang dibenarkan’. Misalnya, ayat-ayat terkait perdamaian dan ayat-ayat tentang hukuman bagi orang kafir dan jihad dalam pengertian perang ‘yang dibenarkan’. Termasuk pesan perdamaian di balik ayat-ayat perang dalam surah Al-Hajj ayat 39-40

Diijinkan berperang

Awal perang itu diizinkan, bukan diperintah!

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Hajj [22]: 39 :

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya dan ditindas”,

Dalam Jami’ al-Bayan, At-Tabari menafsirkan ayat di atas bahwa “Tuhan mengizinkan kaum mukmin untuk berperang melawan kaum musyrik sebab mereka menindas kaum mukmin dengan menyerang mereka”. Dengan senada, Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa kaum musyrik Makkah menyakiti kaum mukmin dan datang kepada Nabi dengan menyakiti beliau pula. Bagaimana respon Nabi kemudian? Nabi mengatakan “Sabarlah! Aku belum diperintahkan untuk pergi berperang”.

Continue reading

Istiqomah

Istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan yang mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya (Ibnu Rajab Al Hambali).

Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Rasulullah bersabda :

قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ

“Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.” (HR. Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ketika menjelaskan hadits Al-Arba’in An-Nawawiyah nomor 21.
1. Siapa saja yang kurang dalam melakukan yang wajib, berarti ia tidak istiqamah, dalam dirinya terdapat penyimpangan. Ia semakin dikatakan menyimpang sekadar dengan hal wajib yang ditinggalkan dan keharaman yang dikerjakan.
2. Sekarang tinggal kita koreksi diri, apakah kita benar-benar istiqamah ataukah tidak. Jika benar-benar istiqamah, maka bersyukurlah kepada Allah. Jika tidak istiqamah, maka wajib baginya kembali kepada jalan Allah.
3. Istiqamah itu mencakup segala macam amal. Siapa yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang enggan bayar zakat, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang menjatuhkan kehormatan orang lain, ia juga tidak istiqamah. Siapa yang menipu dan mengelabui dalam jual beli, juga dalam sewa-menyewa, maka ia tidak disebut istiqamah.

Continue reading

Pesan Rasulullah Untuk Para Pemimpin

Oleh : Dr. Miftah Faridl

Islam menekankan tentang pentingnya pemimpin, dan masyarakat Islam perlu punya pemimpin. Orang Islam juga harus berusaha memiliki kemampuan memimpin; sebab da’wah amar ma’ruf nahi munkar yang paling efektif adalah yang dilakukan oleh pemimpin. Pemimpin yang baik mendapatkan penghargaan dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Sebaliknya pemimpin yang tidak baik mendapat laknat dan kutukan dari Allah.

Ada sejumlah pesan moral dari Rasululah SAW yang penting untuk direnungkan oleh mereka yang mendapat amanah sebagai pemimpin dan bagi mereka yang ingin jadi pemimpin.

Kepada sahabat Abu Dzarrin, Rasulullah SAW menyampaikan pesan: “Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah suatu amanah dan di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan kecuali mereka yang mengambilnya dengan cara yang baik serta dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemimpin dengan baik”. (HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda : “Tunggu tanggal kehancurannya, apabila amanat disia-siakan maka tunggu tanggal kehancurannya. “Para sahabat serentak bertanya, “Ya Rasulullah apa yang dimaksud menyia-nyiakan amanah itu?” Nabi SAW bersabda: “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggu tanggal kehancurannya”. (HR Bukhari).

Continue reading

Islam Sebagai Pilihan Hidup

Banyak orang yang memilih Islam karena merasa lebih rasional dan lebih cocok dengan hati nuraninya, tetapi tidak sedikit pula yang memilih Islam karena terpaksa, tidak ada pilihan lain, “ikut-ikutan” pada pilihan orangtua yang sudah Islam lebih dulu. Walaupun mengikuti tradisi (asal tradisi yang baik) akan berdampak yang baik juga, namun karena Allah SWT sudah memberikan potensi akal dan nurani kepada manusia, maka akan lebih baik jika kedua potensi tersebut disyukuri dengan cara memaksimalkan penggunaanya sesuai keinginan Sang Maha Pemberi dan Pengatur, yakni Allah SWT.

Tulisan ini mencoba memaparkan kenapa Islam harus dijadikan sebagai pilihan hidup. Namun sebelum membahas persoalan kenapa Islam yang harus dipilih, maka terlebih dahulu akan dijelaskan makna Islam.

Continue reading

Kapan Orang Beriman Istirahat?

Orang sering menyebut kubur sebagai “tempat peristirahatan terakhir”. Ungkapan ini bisa dimaklumi karena secara kasat mata, orang yang mati tidak lagi bergerak. Hanya saja, yang diam tak bergerak itu jasadnya, adapun ruhnya, benarkah setelah mati ruh manusia akhirnya beristirahat?

Rasulullah saw punya jawabannya. Kita simak hadits berikut ini:

عَنْ أَبِى قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِىٍّ الأَنْصَارِىِّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ « مُسْتَرِيحٌ ، وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ قَالَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

Dari Abu Qatadah bin Rib’i al Anshari, beliau meriwayatkan bahwa suatu ketika ada jenazah lewat dihadapan Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, “ Ada orang yang istirahat, ada yang teristirahatkan darinya.” Para Shahabat bertanya, “ Wahai Rasulullah, apa maksud “orang yang istirahat” dan “yang teristirahatkan darinya”? Rasulullah menjawab, “ Hamba yang beriman –jika meninggal- maka dia istirahat dari kelelahan dan siksaan hidup di dunia menuju rahmat Allah. Sedang hamba yang pendosa (fajir), hamba-hamba yang lain, negeri yang dia tempati, berikut pepohonan dan hewan ternak akan berisirahat dari –keburukan-nya.” (HR. Bukhari Muslim).

Penjelasan yang menakjubkan. Jadi yang akan beristirahat adalah hamba mukmin yang shalih. Sedang yang thalih (durhaka) lagi zhalim, yang akan beristirahat adalah semua yang disekitarnya.

Benar-benar istirahat

Continue reading

PUJIAN DAN CACIAN

antara-pujian-dan-celaan
PUJIAN
Abu Musa r.a. menceritakan hadis berikut: Nabi SAW mendengar seseorang sedang memuji lelaki lainnya dengan berlebihan. Maka beliau bersabda: “Kalian telah binasa atau kalian telah mematahkan punggung lelaki itu.” (HR Syaikhain)

Abu Bakrah r.a. menceritakan hadis berikut: Seorang lelaki disebut-sebut di hadapan Nabi SAW. Ada seseorang memujinya dengan pujian yang baik, maka Nabi SAW bersabda: “Celakalah engkau, engkau telah memutuskan leher temanmu.” Beliau mengucapkan kalimat ini berkali-kali, lalu melanjutkan, “Jika seseorang di antara kalian harus mengungkapkan pujian, hendaklah ia mengatakan, ku duga dia demikian dan demikian, jika memang ia melihat pada diri orang yang dipujinya itu demikian, tetapi yang menentukannya hanyalah Allah dan ia tidak dapat membersihkan seorang pun di hadapan Allah.” (HR Tsalatsah)

Huraian: Jika seseorang harus mengemukakan pujian, hendaklah ia mengatakan: “Aku menduga dia demikian dan demikian,” berdasarkan apa yang ia lihat darinya. Dia tidak dapat memastikan akibatnya dan tidak dapat pula menentukan apa yang di kalbunya kerana tiada yang mengetahui hal tersebut kecuali Allah SWT. Kalimat ini mengandung pengertian larangan memuji di hadapan orang yang bersangkutan, tetapi dengan pengertian pujian yang berlebih-lebihan atau ditujukan kepada orang yang dikhawatirkan akan menjadi ‘ujub (kagum kepada diri sendiri). Adapun terhadap orang yang sempurna imannya, tidak ada kekhawatiran memuji di hadapannya kerana hal itu akan menambah kesolehannya dan dia akan menjadi teladan yang baik bagi yang lain. Di dalam hadis delegasi Bani ‘Amir, dan seperti yang telah disebutkan di dalam Bab Keutamaan yang di dalamnya banyak disebutkan bahawa Nabi SAW sering memuji para sahabat langsung di hadapannya. Juga kerana berlandaskan kepada sebuah hadis yang mengatakan: “Apabila seorang mukmin dipuji di hadapannya, maka iman yang di dalam kalbunya makin bertambah tebal.

Continue reading

Syukur dan Sabar dalam Kehidupan

Tongkronganislami.net – Dalam sebuah kesempatan, Nabi Muhammad S.a.w pernah menggambarkan tentang sifat-sifat seorang muslim. Beliau mengatakan:

عَجَباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ. إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ. وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ. إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ. فَكَانَ خَيْراً لَهُ . وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْراً لَهُ. (رواه مسلم)

Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin itu, karena semua urusan orang mukmin itu penuh dengan kebaikan. Hal ini tidak akan terjadi pada orang lain, kecuali orang mukmin saja. Jika mendapat kesenangan, (syakar) ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan, (shabar) ia bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Bersyukur karena mendapat kesenangan adalah watak khas seorang mukmin. Karena ia menyadari sepenuhnya bahwa tanpa Allah dirinya tidaklah berarti apa-apa. Kalau pun ia sedang mendapatkan rizki yang melimpah, jelas bukan karena usahanya semata, tetapi karena Allah-lah yang melapangkan rizkinya melalui usahanya itu. Continue reading

Tanda-Tanda dan Ciri-ciri Orang Beriman Berdasarkan Dalil Al-Quran

Iman merupakan pokok penting dalam hidup beragama. Tanpa iman hidup ini akan sia-sia. Orang-orang yang beriman memiliki tanda atau cirinya tersendiri.  Tidak semua orang islam itu beriman tapi semua orang yang beriman sudah pasti islam. Sangat banyak tanda-tanda atau ciri-ciri orang beriman di dunia ini. Maka marilah kita simak satu persatu tentang tanda-tanda tersebut. Sebelum itu marilah kita simak firman Allah berikut ini:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّۭا ۚ لَّهُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌۭ وَرِزْقٌۭ كَرِيمٌۭ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al-Anfal ayat 2-4)
۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs. Al-baqarah ayat 177)

Berdasarkan ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa tanda-tanda orang yang beriman adalah:

1.    Orang bergetar hati ketika mendengar nama Allah SWT.

Salah satu tanda beriman adalah orang-orang yang bergetar hatinya ketika mendengar nama Allah. Adapaun kenapa dia bergetar hati adalah karena dia takut kepada Allah, dia tahu siapa dia (sebagai hamba) dan siapa Allah (sebagai Tuhan), dia takut akan azab Allah, dia takut karena Allah melihat apapun yang dia kerjakan dan juga karena dia kagum karena keagungan Allah SWT. sehingga membuat bergetar hatinya. Sangat jarang orang-orang begini di zaman yang seraba canggih ini, karena banyaknya pengaruh jahiliah yang membuat terperosotnya moral dan rusaknya aqidah.

2.    Bertambah imannya ketika mendengar ayat Allah SWT (mengimani kitab Allah yaitu Al-quran)

Bertambahnya iman seseorang yang mendengar ayat-ayat Allah karena dia tahu akan kebenaran ayat-ayat Allah dan keluhurannya. Ketika dia mendengar ayat-ayat Allah maka dia akan menyimak kandungannya untuk menjadi pedoman dia hidup dan menjadikannya bertambah yakin kepada Allah sebagi Tuhan Semesta Alam. Bukan hanya sekedar menyimak dan mendengar karena dia akan melaksankan atau mengamalkan apapun yang dia dengar berdasarkan ilmu yang dia miliki. Karena sesunggunya sangat banyak pelajaran dan peringatan yang terkandung di dalam Al-quran.

3.    Orang yang bertawakal kepada Allah SWT.

sifat sifat orang beriman, tanda tanda orang beriman dalam surah al baqarah ayat 177, ciri ciri orang beriman dan bertakwa, pengertian orang beriman, ciri ciri orang beriman menurut al quran, 8 ciri ciri orang beriman,
Bertawakal adalah berserah diri kepada Allah atau bersandar pada yang ditentukan Allah dengan iringan usaha. Bertawakal dengan artian seseorang percaya penuh bahwa Allah akan memberikan yang terbaik setelah apa yang di usahakan kepadanya. Karena sesunggunya mereka tahu bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Bijaksana dalam segala hal sehingga semua yang Allah berikan adalah yang terbaik. Lagi pula semua ketentuan dan kejadian di dunia ini adalah semua beradasarkan ketentuan Allah.
Tawakal merupakan tingkat keimanan yang tinggi yang mana menempatkan Allah di posisi pertama sebagai penolong dan tempat memohon. Iringan usaha adalah suatu komponem utama dalam bertawakal. Karena doa tanpa usaha itu bohong dan usaha tanpa doa itu sombong.

4.    Orang yang mendirikan shalat dengan kusyu’

Sangat banyak orang islam yang mengerjakan shalat siang dan malam dan bahkan shalat sunat sekalipun. Bukan hanya sekedar shalat akan tetapi harus kusyu’ didalam shalatnya. Tidak semua orang yang dapat kusyuk didalam shalatnya karena hanya orang yang benar-benar beriman sajalah yang mampu melakukannya seperti yang difrimankan Allah dalam Al-quran:
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ

Continue reading

TOLONG MENOLONG (TA’AWUN)  MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN

390886_2266081053091_324691233_nOleh:

Hasnan Adip Avivi

  1. Pendahuluan

Sikap tolong menolong adalah ciri khas umat muslim sejak masa Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa Sallam. Pada masa itu tak ada seorang muslim pun membiarkan muslim yang lainnya kesusahan, hal ini tergambar jelas ketika terjadinya hijrah umat muslim Mekkah ke Madinah, kita tahu bahwa kaum ansor atau Muslim Madinah menerima dengan baik kedatangan mereka yang seiman dengan sambutan yang meriah, kemudian mempersilahkan segalanya bagi para muhajirin. Hal ini juga banyak ditegaskan dalam al-Qur’an,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan  shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā: sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..[1]

Ayat tersebut menerangkan bahwa setiap muslim adalah sama di mata Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  kecuali karena perbuatan mereka dan keimanan mereka.

Dalam makalah kami, kami hanya membahas tentang ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tolong menolong (Ta’awun) dalam hal kebaikan, dan tidak membahas tentang tolong menolong (ta’awun) dalam hal kemungkar atau kebathillan (Hal yang tidak baik).

  1. Ayat Yang Menerangkan Tolong Menolong (Ta’awun) Dalam Kebaikan
  2. Pengertian Tolong Menolong (Ta’awun)

Tolong menolong (Ta’awun) dalam al-Qur’an disebut beberapa kali, diantaranya yaitu 5:2, 8:27, 18:19, 3:110, dan juga dalam beberapa ayat lainya.

  1. Ayat Yang menerangkan (Ta’awun) Tolong Menolong Dan Penjelasanya
  2. a. al-Maidah Ayat 2

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿المائدة: ٢﴾

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. Continue reading