Pernahkah kita memberikan sebuah nasihat yang baik kepada teman kita yang melakukan kesalahan, namun respon dari orang yang kita nasehati tidak menyukai kalimat yang kita sampaikan? Atau mungkin, pernahkah kita mendapatkan sebuah nasehat tapi cara menyampaikannya kurang begitu tepat dan cenderung seperti menghakimi diri kita?
Ya, semuanya itu pasti pernah kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingat rumus teko, bahwa jika teko diisi dengan kopi, maka yang keluar adalah kopi dan bukan air teh yang keluar. Begitu juga dengan nasehat kebaikan yang kita berikan ataupun kita terima semua tergantung dari cara dan niat dalam menyampaikannya.
Hal yang terpenting ketika kita menyampaikan pesan atau ajakan kebaikan kepada orang lain adalah bukan bagaimana agar orang yang kita berikan pesan kebaikan itu berubah sesuai dengan pesan ataupun ajakan kebaikan dari kita. Karena berubah atau tidaknya seseorang untuk memilih jalan kebaikan adalah domainnya Allah SWT yang Maha membolak-balikkan hati. Tugas kita hanyalah sebatas menyampaikan dengan cara dan niat yang baik hanya karena Allah SWT.
Berharaplah agar orang yang kita berikan pesan atau ajakan kebaikan itu bisa berubah karena semata mata karena Allah SWT. Sungguh Allah lah yang memiliki hak untuk memberikan hidayah pada orang orang yang Ia pilih.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…” (QS. An-Nahl (16): 125)
Allah Yang Maha Mengetahui segala isi hati setiap hambaNya pastilah tahu setiap niatan dalam hati kita ketika kita ingin menyampaikan sebuah pesan kebaikan kepada orang lain. Setiap pesan kebaikan yang disampaikan dengan cara yang baik dan niatan yang baik pasti memiliki nilai tersendiri di hadapan Allah. Begitu juga dengan pesan kebaikan yang disampaikan dengan niatan yang kurang lurus (mengharapkan pujian dan imbalan) pastilah hal itupun memiliki nilai tersendiri di hadapan Allah. Jangan sampai kebaikan yang kita lakukan hanyalah dijadikan sebagai topeng agar kita dinilai baik oleh orang lain. Jangan sampai kebaikan yang kita lakukan semata-mata hanya agar dipuji banyak orang atau agar orang terkesima. Naudzubillah. Semoga kita terhindar dari segala perbuatan yang tidak tulus.
Simaklah pesan yang begitu indah dari Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang menyeru/mengajak (orang lain) kepada petunjuk maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala dari orang-orang yang mengikutinya, yang hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia akan mendapat dosa seperti dosa-dosa dari orang-orang yang mengikutinya, yang hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim no. 2674)
Selagi kita masih bisa bernafas, jantung bisa terus berdenyut dan iman masih terus di dalam dada maka sampaikanlah selalu pesan pesan kebaikan di manapun dan kapanpun. Sungguh salah satu hal yang membuat hidup kita kian nikmat dan indah adalah ketika kita berbagi kebaikan dengan orang lain.
“Yaa Muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘alaa diinika
Ya Allah yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku agar senantiasa di atas agamaMu,”
(H.R. Tirmidzi).
Wallahualambisawab..
Sumber: http://penulis165.esq-news.com/2012/artikel/07/03/sampaikan-kebaikan-dengan-cara-yang-baik.html
Mantaapppp..sangat membantu