Oleh : Dr. M Kholid Ridwan, M.Sc.
Maaf teman-temanku yang jadi caleg, ini bukan membicarakan kalian..
Saya cuma mau menceritakan hal menggelikan yang dialami pembantu saya.
Sebuah cerita biasa yang enggak tahan untuk tidak saya tuliskan.
Bulan lalu, kami sekeluarga menjemput Mbak Siti dari sebuah bureau yang menyediakan pembantu.
Dia telah setuju untuk menemani istriku di rumah, menggantikan mbak sebelumnya yang resign karena sudah menikah.
Isteriku berusaha akrab dengan banyak bertanya kepada gadis 16 tahun tsb.
Apakah punya pacar ? PUNYA (busyet,…).
Siapa nama pacarmu ? Dia jawab H***
Biasanya kalian ngapain saja sih ?
Syukurlah Mbak Siti menjawab dengan jujur, dan kami suka dengan hal itu.
Paling kami jalan-jalan dengan HONDA JAZZ Mas H***., (glegar,…)
Itu yang membuatku kaget, bayangkan
temanku yang kerja 10 tahun di PT minyak asing saja, i.e
Alfred, Wiwied, Mbah Surip Enggak punya punya HONDA JAZZ …(Apalagi saya….,yang PNS ini)…
Ekh pembantuku ini…. pacar-nya ber HONDA JAZZ
Mas H*** juga masih mahasiswa kok Mbak, Mahasiswa akuntansi UGM (glegar ,..yang kedua)
Ibu-nya Mas H*** juga dosen UGM lho Mbak,
dia memang memanggil isteriku dengan “mbak”
Aku jadi merasa bloon ketika mendengar itu.
Mungkin aku sudah terlalu jauh meninggalkan dunia ABG sehingga enggak ngerti kalo mahasiswa sekarang (UGM) seleranya maaf…. sama anak 16 tahunan dan masih sangat lugu begitu,…
Nah lho, bagaimana rasanya kalo kalian punya pembantu yang dia punya pacar anak Akuntansi UGM dan kalo pacaran pakai HONDA JAZZ ?
to be continued
BUALAN LELAKI..(ala caleg) II
Maaf kalo dalam tulisan kedua ini Para Caleg udah masuk dalam tulisan.
Setelah cerita Mbak Siti ttg pacarnya itu, terus terang aku agak penasaran untuk bisa ketemu dengan H***
Dalam satu minggu akhirnya aku berhasil ketemu H*** ketika dia bertandang ke rumah secara agak sembunyi-sembunyi. Tidak terlalu banyak cakap dengan dia karena dia udah mau pulang, motornya akan dipakai ibunya. Dia enggak bawa HONDA JAZZ-nya ketika itu.
Ok sejalan kedekatan isteriku dengan Mbak Siti, mbak siti mulai sering curhat.
Suatu hari Mbak Siti bilang
Mbak ternyata ibunya Mas H*** bukan dosen, dia hanya bantu orang di rumah makan
Lho apa salahnya ? kata isteriku pura-pura nyelidik,
Masalahnya Heru juga bukan mahasiswa UGM
Lho kok dulu kamu percaya.
Karena setiap dia datang ke toko (Mbak siti sebelumnya emang kerja di toko)
Dia selalu pakai Jas UGM
hehehe,….
Nah terakhir istriku hampir enggak sabar untuk nanya,.
Terus HONDA JAZZ-nya,.
H*** dulu emang sempat kerja di bengkel mobil, mobil itu milik pelanggannya..
Gembrang,…
Dua jempol untuk H*** atas kegigihannya…
Anda ingin tahu bagaimana kelanjutan-nya
Sudah di tipu habis-habisan begitu, Mbak Siti tetap saja sulit melupakan H***
Aku malah jadi kasihan je Mbak sama H***…(edan)
Kelakuan H*** kok agak mirip yaa dengan sebagian besar caleg kita saat ini, minimal yang saya amati di daerah saya.
Mereka kebanyakan tampil all out, semua potensi dikeluarkan kalo perlu utang,…tanpa mikir panjang bagaimana kesudahannya.
Yang lebih gebangetan lagi adalah massa-nya.
Udah berapa kali di tipu habis-habisan dengan janji yang enggak pernah ketemu,
masih saja setia, ….nunggu amplop dan nasi bungkus.
Emang jodoh yang klop, antara pengusaha yang rakus (yang bermain di belakang caleg) dengan rakyat dengan perut lapar.
Antara lelaki gombal seperti H*** dengan gadis lugu kayak pembantuku itu,..
Idealnya semua rakyat tidak boleh lugu as well as semua wanita,
untuk tidak selalu jadi korban pembual.
Ok so far, Mbak Siti masih ikut dengan kami. (www.baitijannati.wordpress.com)
Sumber : FB Ust. Kholid