Pesan Rasulullah Untuk Para Pemimpin

Oleh : Dr. Miftah Faridl

Islam menekankan tentang pentingnya pemimpin, dan masyarakat Islam perlu punya pemimpin. Orang Islam juga harus berusaha memiliki kemampuan memimpin; sebab da’wah amar ma’ruf nahi munkar yang paling efektif adalah yang dilakukan oleh pemimpin. Pemimpin yang baik mendapatkan penghargaan dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Sebaliknya pemimpin yang tidak baik mendapat laknat dan kutukan dari Allah.

Ada sejumlah pesan moral dari Rasululah SAW yang penting untuk direnungkan oleh mereka yang mendapat amanah sebagai pemimpin dan bagi mereka yang ingin jadi pemimpin.

Kepada sahabat Abu Dzarrin, Rasulullah SAW menyampaikan pesan: “Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah suatu amanah dan di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan kecuali mereka yang mengambilnya dengan cara yang baik serta dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemimpin dengan baik”. (HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda : “Tunggu tanggal kehancurannya, apabila amanat disia-siakan maka tunggu tanggal kehancurannya. “Para sahabat serentak bertanya, “Ya Rasulullah apa yang dimaksud menyia-nyiakan amanah itu?” Nabi SAW bersabda: “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggu tanggal kehancurannya”. (HR Bukhari).

Continue reading

Syukur dan Sabar dalam Kehidupan

Tongkronganislami.net – Dalam sebuah kesempatan, Nabi Muhammad S.a.w pernah menggambarkan tentang sifat-sifat seorang muslim. Beliau mengatakan:

عَجَباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ. إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ. وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ. إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ. فَكَانَ خَيْراً لَهُ . وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْراً لَهُ. (رواه مسلم)

Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin itu, karena semua urusan orang mukmin itu penuh dengan kebaikan. Hal ini tidak akan terjadi pada orang lain, kecuali orang mukmin saja. Jika mendapat kesenangan, (syakar) ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan, (shabar) ia bersabar, maka hal itu pun menjadi kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Bersyukur karena mendapat kesenangan adalah watak khas seorang mukmin. Karena ia menyadari sepenuhnya bahwa tanpa Allah dirinya tidaklah berarti apa-apa. Kalau pun ia sedang mendapatkan rizki yang melimpah, jelas bukan karena usahanya semata, tetapi karena Allah-lah yang melapangkan rizkinya melalui usahanya itu. Continue reading

Tanda-Tanda dan Ciri-ciri Orang Beriman Berdasarkan Dalil Al-Quran

Iman merupakan pokok penting dalam hidup beragama. Tanpa iman hidup ini akan sia-sia. Orang-orang yang beriman memiliki tanda atau cirinya tersendiri.  Tidak semua orang islam itu beriman tapi semua orang yang beriman sudah pasti islam. Sangat banyak tanda-tanda atau ciri-ciri orang beriman di dunia ini. Maka marilah kita simak satu persatu tentang tanda-tanda tersebut. Sebelum itu marilah kita simak firman Allah berikut ini:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّۭا ۚ لَّهُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌۭ وَرِزْقٌۭ كَرِيمٌۭ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al-Anfal ayat 2-4)
۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs. Al-baqarah ayat 177)

Berdasarkan ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa tanda-tanda orang yang beriman adalah:

1.    Orang bergetar hati ketika mendengar nama Allah SWT.

Salah satu tanda beriman adalah orang-orang yang bergetar hatinya ketika mendengar nama Allah. Adapaun kenapa dia bergetar hati adalah karena dia takut kepada Allah, dia tahu siapa dia (sebagai hamba) dan siapa Allah (sebagai Tuhan), dia takut akan azab Allah, dia takut karena Allah melihat apapun yang dia kerjakan dan juga karena dia kagum karena keagungan Allah SWT. sehingga membuat bergetar hatinya. Sangat jarang orang-orang begini di zaman yang seraba canggih ini, karena banyaknya pengaruh jahiliah yang membuat terperosotnya moral dan rusaknya aqidah.

2.    Bertambah imannya ketika mendengar ayat Allah SWT (mengimani kitab Allah yaitu Al-quran)

Bertambahnya iman seseorang yang mendengar ayat-ayat Allah karena dia tahu akan kebenaran ayat-ayat Allah dan keluhurannya. Ketika dia mendengar ayat-ayat Allah maka dia akan menyimak kandungannya untuk menjadi pedoman dia hidup dan menjadikannya bertambah yakin kepada Allah sebagi Tuhan Semesta Alam. Bukan hanya sekedar menyimak dan mendengar karena dia akan melaksankan atau mengamalkan apapun yang dia dengar berdasarkan ilmu yang dia miliki. Karena sesunggunya sangat banyak pelajaran dan peringatan yang terkandung di dalam Al-quran.

3.    Orang yang bertawakal kepada Allah SWT.

sifat sifat orang beriman, tanda tanda orang beriman dalam surah al baqarah ayat 177, ciri ciri orang beriman dan bertakwa, pengertian orang beriman, ciri ciri orang beriman menurut al quran, 8 ciri ciri orang beriman,
Bertawakal adalah berserah diri kepada Allah atau bersandar pada yang ditentukan Allah dengan iringan usaha. Bertawakal dengan artian seseorang percaya penuh bahwa Allah akan memberikan yang terbaik setelah apa yang di usahakan kepadanya. Karena sesunggunya mereka tahu bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Bijaksana dalam segala hal sehingga semua yang Allah berikan adalah yang terbaik. Lagi pula semua ketentuan dan kejadian di dunia ini adalah semua beradasarkan ketentuan Allah.
Tawakal merupakan tingkat keimanan yang tinggi yang mana menempatkan Allah di posisi pertama sebagai penolong dan tempat memohon. Iringan usaha adalah suatu komponem utama dalam bertawakal. Karena doa tanpa usaha itu bohong dan usaha tanpa doa itu sombong.

4.    Orang yang mendirikan shalat dengan kusyu’

Sangat banyak orang islam yang mengerjakan shalat siang dan malam dan bahkan shalat sunat sekalipun. Bukan hanya sekedar shalat akan tetapi harus kusyu’ didalam shalatnya. Tidak semua orang yang dapat kusyuk didalam shalatnya karena hanya orang yang benar-benar beriman sajalah yang mampu melakukannya seperti yang difrimankan Allah dalam Al-quran:
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ

Continue reading

TOLONG MENOLONG (TA’AWUN)  MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN

390886_2266081053091_324691233_nOleh:

Hasnan Adip Avivi

  1. Pendahuluan

Sikap tolong menolong adalah ciri khas umat muslim sejak masa Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa Sallam. Pada masa itu tak ada seorang muslim pun membiarkan muslim yang lainnya kesusahan, hal ini tergambar jelas ketika terjadinya hijrah umat muslim Mekkah ke Madinah, kita tahu bahwa kaum ansor atau Muslim Madinah menerima dengan baik kedatangan mereka yang seiman dengan sambutan yang meriah, kemudian mempersilahkan segalanya bagi para muhajirin. Hal ini juga banyak ditegaskan dalam al-Qur’an,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan  shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā: sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..[1]

Ayat tersebut menerangkan bahwa setiap muslim adalah sama di mata Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  kecuali karena perbuatan mereka dan keimanan mereka.

Dalam makalah kami, kami hanya membahas tentang ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tolong menolong (Ta’awun) dalam hal kebaikan, dan tidak membahas tentang tolong menolong (ta’awun) dalam hal kemungkar atau kebathillan (Hal yang tidak baik).

  1. Ayat Yang Menerangkan Tolong Menolong (Ta’awun) Dalam Kebaikan
  2. Pengertian Tolong Menolong (Ta’awun)

Tolong menolong (Ta’awun) dalam al-Qur’an disebut beberapa kali, diantaranya yaitu 5:2, 8:27, 18:19, 3:110, dan juga dalam beberapa ayat lainya.

  1. Ayat Yang menerangkan (Ta’awun) Tolong Menolong Dan Penjelasanya
  2. a. al-Maidah Ayat 2

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿المائدة: ٢﴾

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. Continue reading

14 Sikap dalam Menyikapi Suatu Perbedaan (Khilafiyah)

Oleh: Ahmad Mudzoffar Jufri (Dewan Syariah Radio Suara Muslim)

14-Sikap-dalam-Menyikapi-Suatu-Perbedaan-Khilafiyah-696x464

Suaramuslim.net – Jika Anda telah mengetahui hakikat dan sebab-sebab suatu perbedaan atau ikhtilaf, yang terpenting kemudian adalah bagaimana Anda menyikapi perbedaan itu. Berikut ini beberapa sikap yang dapat Anda ambil dalam menghadapi fenomena ikhtilaf.

1. Membekali diri dan mendasari sikap sebaik-baiknya dengan ilmu, iman, amal dan akhlaq secara proporsional. Karena tanpa pemaduan itu semua, akan sangat sulit sekali bagi seseorang untuk bisa menyikapi setiap masalah dengan benar, tepat dan proporsional, apalagi jika itu masalah ikhtilaf atau khilafiyah.

2. Memfokuskan dan lebih memprioritaskan perhatian dan kepedulian terhadap masalah-masalah besar umat daripada perhatian terhadap masalah-masalah kecil seperti masalah-masalah khilafiyah misalnya. Karena tanpa sikap dasar seperti itu, biasanya seseorang akan cenderung ghuluw (berlebih-lebihan) dan tatharruf (ekstrem) dalam menyikapi setiap masalah khilafiyah yang ada. Continue reading

Haruskah Kedokteran Modern dan Thibbun Nabawi Dipertentangkan?

berobat-810x500Yang mendorong kami mengangkat tema ini adalah kami menemukan langsung beberapa orang yang salah paham mengenai pengobatan khususnya thibbun nabawi dan kedokteran barat modern. Kesalahpahaman tersebut berdampak timbul angapan bahwa kedokteran barat modern bertentangan semua dengan thibbun nabawi, sikap anti total terhadap pengobatan barat modern, kemudian jika memilih pengobatan selain thibbun nabawi berarti tidak cinta kepada sunnah serta dipertanyakan keislamannya. Padahal kedokteran barat modern bisa dikombinasikan dengan thibbun nabawi atau dipakai bersamaan. Dan juga ada beberapa tulisan-tulisan mengenai hal ini yang menyebar melalui dunia nyata dan dunia maya. Oleh karena itu, dengan mengharap petunjuk dari Allah Ta’ala kami mencoba mengangkat tema ini.

Contoh Kesalahpahaman

Salah satunya yaitu mengangap bahwa jika sakit seseorang harus bahkan wajib berobat dengan thibbun nabawi, kemudian ditambah lagi dengan adanya anggapan yang kurang benar mengenai kedokteran modern misalnya,

– Berasal dari orang kafir

– Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh

-Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih

pengobatan nabawi dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Continue reading

Bisakah Pers Netral?

Media-massa-33vm0ioyki23hdcbu2kb9c

Oleh: Beggy Rizkiyansyah

BISAKAH pers netral? Pertanyaan itu mungkin menggelayuti benak masyarakat hingga saat ini. Kita saat ini memang dipertontonkan keberpihakan yang telanjang tanpa malu-malu dari banyak media saat ini. Musim politik semakin menyuburkan praktek keberpihakan media hingga bukan saja terkesan partisan, tapi tanpa sungkan berpolitik praktis menjadi juru propaganda dalam pilkada atau pilpres.

Fenomena ini jika ditelisik lebih jauh menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. Di satu sisi pers seringkali mengklaim independen, netral atau objektif. Tetapi keberpihakan pada satu kelompok atau partai dilakukan semakin telanjang. Jika demikian, apakah pers bisa netral?

Media massa atau tepatnya perusahaan pers sesungguhnya adalah kumpulan manusia dengan jurnalis sebagai ujung tombaknya. Ketika bersentuhan dengan fakta di lapangan, ia bukanlah perekam pasif, tetapi terjadi interaksi antara dirinya dengan realitas. Para jurnalis ini tentu saja bukan robot yang tak memiliki seperangkat nilai, kepercayaan, pandangan hidup atau ideologi dalam dirinya. Malah disadari atau tidak, hal-hal tadi turut membentuk dirinya menilai sebuah realitas.

Continue reading

DISALOKASI KETAATAN

66. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”.‎
‎67. Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).‎
68. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.‎
(QS. Al Ahzab)

Ini adalah penyesalan ahli neraka akibat salah meletakkan (disalokasi) ketaatan.

59. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kmudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. an-Nisaa’)

Ini adalah perintah untuk mentaati para ulama dan umara. Untuk itu Allah berfirman: athii’ullaaHa (“Taatlah kepada Allah”), yaitu ikutilah Kitab-Nya. Wa athii’ur rasuula (“Dan taatlah kepada Rasul”), yaitu peganglah Sunnahnya. Wa ulil amri minkum (“Dan Ulil Amri di antara kamu,”) yaitu pada apa yang mereka perintahkan kepada kalian dalam rangka taat kepada Allah, bukan dalam maksiat kepada-Nya. Karena, tidak berlaku ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah. Sebagaimana dalam hadits shahih dikatakan : “Ketaatan itu hanya dalam hal yang ma’ruf.”

EMPAT KUNCI KEBAHAGIAAN 


Oleh : H Sulthon Abdillah
Setiap orang tentu ingin memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Rasululloh saw telah menyebutkan faktor-faktor dalam al hadits :
أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ اْلمَرْءِ أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً وَأَوْلاَدُهُ أَبْرَارًا وَخُلَطَائُهُ صًالِحِيْنَ وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِى بَلَدِهِ * رواه الديلمى

“Ada empat perkara dari kebahagiaan seseorang, yaitu : pasangan hidup yang sholihat, anak – anak yang baik / berbakti, pergaulaannya adalah dengan orang – orang yang sholeh dan rizkinya di negerinya sendir”i. (HR Dailami)
Dari hadits tersebut rasululloh saw mengemukakan empat faktor yang membuat manusia bahagia diantara sekian banyak faktor. Empat faktor itu adalah sebagai berikut :
1. ISTERI YANG SHOLIHAT
Kalau dunia ini adalah kesenangan maka kesenangan dunia yang paling pol adalah isteri yang solihat. Sabda rasululloh saw :
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ * رواه مسلم

Dunia ini adalah kesenangan. Dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah isteri yang sholihat.
Kalau dilihat dari manfaat atau faedahnya, seorang isteri yang sholihat itu peringkat kedua setelah ketaqwaan seseorang kepada Alloh.
مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ * رواه ابن ماجة

Seorang mu’min tidak mendapat faedah yang lebih baik bagi dia setelah takwa kepada Alloh dari pada isteri yang sholihat yang apabila dia perintah maka isterinya taat, jika dia memandang maka isterinya menyenangkan, jika dia bersumpah maka isterinya memperbaikinya dan jika dia pergi maka isterinya berbuat baik padanya baik di dalam dirinya maupun hartanya.
Seorang isteri yang sholihat yang yang bisa mendukung suaminya dalam urusan akhirot adalah merupakan harta simpanan paling pol.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ لَمَّا نَزَلَ فِي الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ (وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ* التوبة 34) قَالُوا فَأَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ عُمَرُ فَأَنَا أَعْلَمُ لَكُمْ ذَلِكَ فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرِهِ فَأَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا فِي أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ فَقَالَ لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ اْلآخِرَةِ * رواه ابن ماجة
Alangkah bersyukurnya orang yang memiliki isteri yang sholihat. Adakalanya orang menjumpai isterinya sudah sholihat sejak dipersunting, bahkan yang membuat suaminya sholih adalah isterinya. Tapi adakalanya prosesnya bersama-sama ketika suami isteri sepakat memperdalam ilmu agama maka kedua-duanya menjadi sholih sholihat. Tapi adakalanya saat orang mempersunting seorang isteri dalam keadaan yang belum sholihat. Kalau kondisinya seperti ini maka seorang suami yang merupakan ro’in / kepala keluarga berkewajiban mendidik isterinya agar menjadi isteri yang sholihat. Yaitu dengan selalu menasihatinya dengan cara yang baik, lemah lembut. Karena pada dasarnya wanita itu diciptakan dari tulang yang bengkok yang tidak bisa serta merta bisa diluruskan, tapi melalui proses yang membutuhkan kesabaran.
وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ إِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا * رواه مسلم كتاب الرضاع
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ* التغابون 14

Continue reading

Nasehat-nasehat indah Imam Syafi’i

Nasehat Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat :
“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.”

Apabila ada orang bertanya kepadaku,“Jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam?”
Jawabku kepadanya: “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya. Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.”
“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong. Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, toh diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi Singa meladeni anjing.”
“Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek. Maka aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi.”
“AKU MAMPU BERHUJAH dengan 10 orang yang BERILMU, tetapi aku PASTI KALAH dengan SEORANG YANG JAHIL, karena orang yang jahil itu TIDAK PERNAH FAHAM LANDASAN ILMU.”
Maka dari itu, lebih baik kita MENGALAH saja dalam menghadapi orang yang jahil. Jika tidak, maka kita akan sama2 TURUT JAHIL. Maka DIAM saja itu PENYELAMAT, daripada diteruskan saling berbantahan yang TIADA KESUDAHAN.

Continue reading